Ekspedisi Sulawesi Selatan

Ekspedisi Sulawesi Selatan (Belanda: Zuid-Celebes Expeditie) tahun 1905, juga disebut sebagai Perang Bone Keempat atau Perang Gowa (Bundaka ri Gowa), dilakukan oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) untuk memaksa bagian selatan Sulawesi (Celebes) menandatangani Korte Verklaring (Pernyataan atau Deklarasi Singkat), perjanjian standar di mana penguasa asli Indonesia setuju untuk menerima kedaulatan Belanda. Menurut sejarawan Belanda tertentu, ekspedisi itu merupakan "kewajiban", karena Belanda memiliki tanggung jawab atas hukum dan ketertiban. Seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa ini sebenarnya strategis: Sulawesi selatan adalah "kunci" untuk mengendalikan apa yang disebut Timur Besar.[1] Ada juga motif ekonomi: untuk memperluas kekuatan pengumpulan pajak dari pemerintah Sulawesi. Ekspedisi tersebut mendapat persetujuan dari Gubernur Sulawesi, Alexander Kroesen, dalam sebuah surat tertanggal 11 Februari 1904.[2]

Sasaran utama ekspedisi tersebut adalah kerajaan-kerajaan utama di Sulawesi Selatan. Ekspedisi tersebut didahului dengan negosiasi, yang berakhir dengan kegagalan, dan pada tanggal 14 Juli 1905, dalam sebuah surat kepada Gubernur Kroesen, Gubernur Jenderal J. B. van Heutsz menyatakan niatnya untuk menduduki seluruh Sulawesi Selatan dan memaksa penguasa setempat untuk menandatangani Deklarasi Singkat. Inilah yang disebut "Kebijakan Perdamaian" (Pacificatie politiek).[2]

  1. ^ Budiarti 2007, hlm. 127.
  2. ^ a b Budiarti 2007, hlm. 128.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne