Kawasan Schengen

Kawasan Schengen
Kawasan Schengen
Peta Eropa
  Kawasan Schengen
  Negara dengan perbatasan terbuka, tetapi tidak termasuk kawasan Schengen atau Uni Eropa
  Anggota Uni Eropa yang secara hukum berkewajiban supaya bergabung dengan kawasan Schengen, tetapi belum berpartisipasi dalam keanggotaan
Kebijakan dari Uni Eropa
JenisKawasan perbatasan terbuka
Ditetapkan pada1995
Anggota
Kawasan4.312.099 km2 (1,664,911 sq mi)
Penduduk419.392.429

Kawasan Schengen (pengucapan: /ˈʃɛŋən/, /ˈʃɛŋɡən/) merupakan kawasan yang terdiri dari 27 negara Eropa yang resmi menghapus kebijakan paspor dan semua jenis kontrol perbatasan pada masing-masing kawasan perbatasan. Wilayah ini sebagian besar berfungsi sebagai tujuan perjalanan internasional, dengan kebijakan visa sebagaimana lazimnya. Kawasan ini dinamai sesuai dengan yang tercantum pada Perjanjian Schengen. Negara-negara di Kawasan Schengen memperkuat kontrol perbatasan dengan negara-negara non-Schengen.

Dua puluh tiga dari 28 negara anggota Uni Eropa termasuk dalam Kawasan Schengen. Kroasia adalah negara terakhir yang masuk dalam daftar ini bulan Januari 2023. Tiga negara anggota Uni Eropa seperti Bulgaria, Siprus, dan Rumania tidak masuk ke dalam Kawasan Schengen; walaupun secara hukum tergabung dalam kawasan tersebut, sementara dua lainnya seperti Republik Irlandia dan Inggris tetap bertahan dengan memilih opt-out. Keempat negara anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa atau European Free Trade Association (EFTA) yang terdiri dari Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss; yang bukan anggota Uni Eropa, telah menandatangani kesepakatan terkait dengan Perjanjian Schengen. Selain itu, tiga negara kecil Eropa seperti Monako, San Marino, dan Kota Vatikan secara de facto dianggap sebagai anggota Uni Eropa.

Kawasan Schengen memiliki populasi lebih dari 400 juta dengan luas area 4.312.099 kilometer persegi (1.664.911 sq mi).[1] Sekitar 1,7 juta pekerja melintasi perbatasan Eropa setiap hari; di mana jumlah ini merupakan sepertiga dari total angkatan kerja. Terdapat 1,3 miliar individu yang menyebrangi perbatasan Schengen setiap tahunnya. Secara total terdapat 57 juta kali penyeberangan yang disebabkan pengangkutan barang melalui jalur darat, dengan nilai ekonomi € 2,8 triliun setiap tahunnya.[2][3] Setelah adanya kawasan Schengen, biaya perdagangan mengalami penurunan yang bervariasi dari 0,42% hingga 1,59% bergantung letak geografis, mitra dagang, dan faktor lainnya. Negara-negara di luar kawasan Schengen juga mendapat mendapat keuntungan.

Krisis migrasi, yang berlangsung di musim panas tahun 2017, mengakibatkan negara-negara seperti Austria, Denmark, Jerman, Norwegia, dan Swedia memberlakukan pengawasan terhadap beberapa kawasan di perbatasan masing-masing, khususnya di negara bagian Schengen untuk sementara waktu. Peristiwa serangan Paris November 2015, dan serangan berikutnya di Prancis, menyebabkan Prancis mendeklarasikan kondisi darurat, serta bersikap tegas dalam pengawasan di perbatasan yang berhubungan dengan negara bagian Schengen. Pengawasan di perbatasan yang diberlakukan mulai bulan September 2015, menyebabkan penurunan volume perdagangan sekitar € 70 miliar per tahun. Negara-negara ini kemudian menghapus pembatasan sementara mereka dan membuka kembali perbatasan di negara bagian Schengen lainnya.

  1. ^ The Schengen Area (PDF). European Commission. 12 December 2008. doi:10.2758/45874. ISBN 978-92-79-15835-3. Diakses tanggal 13 April 2013. 
  2. ^ European Council on Foreign Relations (2016). "The Future of Schengen". Diakses tanggal 2017-06-15. 
  3. ^ "Schengen's economic impact: Putting up barriers". The Economist. 2016-02-06. Diakses tanggal 2017-06-15. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne