Khawarij

Khawarij (Arab: خوارج, translit. Khawārij, har. 'mereka yang keluar'), juga dikenal sebagai Asy-Syurah (Arab: الشراة, translit. asy-Syurāt) ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang muncul pada Fitnah Pertama. Mereka (khawarij) disebut demikian karena menyatakan "keluar" dari kepemimpinan Ali setelah peristiwa Siffin. Khawarij pada awalnya adalah pendukung Ali yang memberontak terhadap penerimaan Ali atas pembicaraan arbitrase untuk menyelesaikan konflik dengan penantangnya, Muawiyah, dalam Pertempuran Siffin pada tahun 657. Mereka menegaskan bahwa "penghakiman hanya milik Tuhan", yang menjadi semboyan mereka. Oleh karena itu, pemberontak seperti Muawiyah harus diperangi dan dibasmi menurut perintah al-Qur'an. Ali mengalahkan Khawarij di Pertempuran Nahrawan pada tahun 658 M, tetapi pemberontakan mereka tetap berlanjut. Ali dibunuh pada tahun 661 M oleh seorang Khawarij yang membalas dendam atas kekalahan di Nahrawan.

Setelah pendirian Kekhalifahan Umayyah oleh Muawiyah pada tahun 661 M, para gubernurnya Umayyah berhasil mengendalikan kaum Khawarij. Kekosongan kekuasaan yang disebabkan oleh Fitnah Kedua (680–692) membuat dimulainya kembali pemberontakan anti-pemerintah oleh kaum Khawarij sehingga faksi Azariqah dan Najdat menguasai beberapa daerah di Persia dan Arab. Perselisihan internal dan fragmentasi yang ada pada tubuh Khawarij sangat melemahkan mereka sebelum kekalahan mereka oleh Bani Umayyah pada 696–699. Pada tahun 740-an, pemberontakan Khawarij skala besar pecah di seluruh kekhalifahan, tetapi semuanya akhirnya dapat dipadamkan. Meskipun pemberontakan Khawarij berlanjut hingga periode Abbasiyah (750–1258), kelompok Khawarij yang paling militan secara bertahap menghilang dan digantikan oleh Khawarij moderat semacam Ibadiyah, yang bertahan hingga hari ini di Oman dan beberapa bagian Afrika Utara. Namun, para penganut Ibadi kemudian menyangkal adanya hubungan dengan Khawarij sejak Fitnah Kedua dan mengutuk mereka sebagai ekstremis.

Khawarij percaya bahwa setiap Muslim, terlepas dari keturunan atau etnisnya, memenuhi syarat untuk peran khalifah, asalkan mereka tidak tercela secara moral. Merupakan tugas umat Islam untuk memberontak dan menggulingkan khalifah yang berdosa. Sebagian besar kelompok Khawarij memberi cap kafir kepada muslim yang telah melakukan dosa besar, dan Khawarij yang paling militan menyatakan bahwa membunuh orang kafir itu sah, kecuali mereka bertobat. Banyak Khawarij adalah orator dan penyair yang terampil, dan tema utama puisi mereka adalah kesalehan dan kesyahidan. Orang-orang Khawarij di abad kedelapan dan kesembilan sering ikut berpartisipasi dalam perdebatan teologis dan dalam prosesnya, mereka akhirnya berkontribusi pada teologi Islam arus utama.

Kebanyakan sejarah Khawarij berasal dari penulis non-Khawarij pada abad kesembilan dan kesepuluh dan sejarah-sejaran tersebut pada umumnya memiliki tendensi untuk memusuhi sekte tersebut. Tidak adanya versi Khawarij dari sejarah mereka sendiri membuat sulit para sejarawan untuk mengungkap motif mereka yang sebenarnya. Sumber-sumber sejarah Muslim tradisional dan Muslim arus utama memandang Khawarij sebagai ekstremis agama yang memisahkan diri dari umat. Banyak kelompok ekstremis Muslim modern yang dibanding-bandingkan dengan Khawarij karena ideologi radikal dan militansinya. Di sisi lain, beberapa sejarawan Arab modern menekankan kecenderungan egaliter dan proto-demokratis kaum Khawarij. Sejarawan akademik modern umumnya terbagi dalam mengaitkan fenomena Khawarij dengan motivasi agama murni, faktor ekonomi, atau tantangan Badui (Arab nomaden) untuk pembentukan negara yang terorganisir, dengan beberapa menolak penjelasan tradisional tentang gerakan Khawarij yang dimulai di Siffin.


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne