Krisis Abad Ketiga

Kekaisaran yang terbagi pada 271 Masehi.

Krisis Abad Ketiga, yang juga dikenal sebagai Anarki Militer atau Krisis Kekaisaran, (235–284 Masehi) adalah sebuah periode dimana Kekaisaran Romawi hampir runtuh di bawah terpaan invasi, perang saudara, wabah penyakit dan masalah ekonomi. Krisis tersebut dimulai dengan pembunuhan Kaisar Severus Alexander di tangan pasukannya sendiri pada 235, mengawali periode lima puluh tahun dimana terdapat sekitar 26 pengklaim gelar Kaisar, yang sebagian besar adalah jenderal tentara Romawi, yang menyatakan kekuasaan kekaisaran tersebut secara keseluruhan atau sebagian. Dua puluh enam orang secara resmi diangkat oleh Senat Romawi sebagai kaisar pada periode tersebut, dan kemudian menjadi kaisar-kaisar sah.

Pada 268, Kekaisaran tersebut terbagi dalam tiga negara yang bersaing: Kekaisaran Galia, yang meliputi provinsi Romawi Gaul, Britannia dan (sebagian besar) Hispania; Kekaisaran Palmyra, yang meliputi provinsi-provinsi timur Siria Palaestina dan Aegyptus; dan Kekaisaran Romawi independen dan terpusat di Italia, yang berada di antara dua kekaisaran lainnya. Kemudian, Aurelianus (270–275) menyatukan kembali kekaisaran tersebut; Krisis berakhir dengan kenaikan tahta Diokletianus pada 284.

Krisis tersebut mengakibatkan perubahan-perubahan menonjol dalam lembaga-lembaga, kehidupan ekonomi dan, kemudian agama di Kekaisaran tersebut, yang dipandang oleh sebagian besar sejarawan untuk mendefinisikan transisi antara periode sejarah zaman klasik dan zaman kuno akhir.[1]

  1. ^ Brown, P, The World of Late Antiquity, London 1971, p. 22.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne