Pemilihan umum Malaysia 2022

Pemilihan Umum Malaysia 2022
Pilihan Raya Umum Malaysia 2022
Sebelum
2027
19 November 2022
21 November 2022 (Baram)[ket. 1]
7 Desember 2022 (Padang Serai)
222 kursi di Dewan Rakyat
112 kursi untuk meraih status mayoritas
TerdaftarKenaikan 21,173,638 (41.72%)
Kehadiran pemilihPenurunan 15,517,490 (74.71%)
Kandidat
  Partai pertama Partai kedua Partai ketiga
 
Ketua Anwar Ibrahim Muhyiddin Yassin Ismail Sabri Yaakob
Partai PKR BERSATU UMNO
Aliansi PH

Partai Pengusul
PN

Partai Pengusul
BN

Partai Pengusul
Ketua sejak 15 Oktober 2018 23 Februari 2020 14 April 2022[1]
Kursi ketua Tambun Pagoh Bera
Pemilu sebelumnya 100 kursi, 41.29% 32 kursi, 24.07%[ket. 2] 58 kursi, 27.79%
Kursi yang dimenangkan 91 39 42
Perolehan akhir 82 74 30
Perubahan kursi Penurunan 18 Kenaikan 42 Penurunan 28
Suara Popular 5,896,142 4,666,529 3,455,762
Persentase 38.00% 30.07% 22.27%
  Partai keempat Partai kelima Partai keenam
 
Ketua Abang Johari Openg Hajiji Noor Shafie Apdal
Partai PBB BERSATU (Sabah) WARISAN
Aliansi GPS

Partai Pengusul
GRS

Ketua sejak 13 Januari 2017 11 Maret 2022 17 Oktober 2016
Kursi ketua Tidak dicalonkan Tidak dicalonkan Semporna
Pemilu sebelumnya 19 kursi, 3.82%[ket. 3] 2 kursi, 0.71%[ket. 4] 8 kursi, 2.32%
Kursi sebelumnya 19 6 7
Perolehan akhir 23 6 3
Perubahan kursi Kenaikan 3 Kenaikan 4 Penurunan 5
Suara Popular 662,601 194,324 281,732
Persentase 4.27% 1.25% 1.82%
Peta persebaran suara

Perdana Menteri petahana
Ismail Sabri Yaakob

Barisan Nasional

Perdana Menteri terpilih

Anwar Ibrahim
Pakatan Harapan

Pemilihan umum legislatif Malaysia, secara resmi disebut sebagai pemilihan umum ke-15 atau dengan singkatan PRU-15 adalah pemilihan umum untuk menentukan lembaga legislatif dan eksekutif dalam membentuk suatu pemerintahan di Malaysia yang digelar setiap lima tahun sekali.[2] Para pemilih dapat memilih seorang calon legislatif di masing-masing daerah pemilihan, mengingat sistem pemilihan yang digunakan adalah pemenang undi terbanyak. Parlemen Malaysia menganut sistem dua kamar yang memungkinkan terdapat dua lembaga legislatif, yakni Dewan Negara dan Dewan Rakyat. Pada pemilihan umum, calon legislatif mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Rakyat, sedangkan Dewan Negara dianggotai oleh senator.

Krisis politik di Malaysia bermula ketika Perdana Menteri petahana Mahathir Mohamad mundur daru jabatannya dan menjadikan Pakatan Harapan (PH) jatuh. Setelahnya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (BERSATU) keluar dari koalisi PH dan diikuti mundurnya beberapa politisi dari Partai Keadilan Rakyat (PKR). Kemudian, terbentuklah koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin. Namun, ketidakstabilan politik masih terus berlangsung, bahkan di tingkat negara bagian sekalipun. Anggota parlemen pun banyak yang berpindah partai, seperti Mustapa Mohamed dan Hamzah Zainudin yang sebelumnya merupakan anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), lalu keluar dari partai dan menyertai Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang notabenenya adalah partai pro-pemerintah saat itu.

Tumpuk kepemimpinan di Malaysia mencetak rekor baru, yaitu terdapat tiga perdana menteri menjabat dalam satu periode dan menyaksikan sejarah baru kembalinya Barisan Nasional (BN) sebagai koalisi pemerintah. Selain itu, terpecahnya koalisi dan pembentukan partai politik baru, seperti Gabungan Partai Sarawak (GPS), Perikatan Nasional (PN), hingga Gerakan Tanah Air (GTA) yang mulanya merupakan serpihan dari koalisi BN maupun PH.

Parlemen Malaysia seharusnya dibubarkan pada 16 Juli 2023, tepat lima tahun setelah sidang paripurna pertama Parlemen ke-14 dilakukan.[2] Namun, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengajukan permohononan pembubaran parlemen lebih awal kepada Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah pada 10 Oktober 2022.[3] Menurut hukum yang berlaku, pemilihan umum seharusnya digelar dalam 60 hari pasca pembubaran parlemen.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "ket.", tapi tidak ditemukan tag <references group="ket."/> yang berkaitan

  1. ^ "Pemimpin UMNO, komponen BN sokong Ismail Sabri calon PM PRU15". Sinar Harian (dalam bahasa Melayu). 2022-04-14. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  2. ^ a b "Proclamation - Summon the Parliament [P.U. (A) 139/2018]" (PDF). Kejaksaan Agung Malaysia. 13 Juni 2018. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-01-03. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  3. ^ Reuters (2022-10-10). "Malaysia PM dissolves parliament". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-10. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne