Skala Intensitas Seismik Badan Meteorologi Jepang (JMA) digunakan di Jepang untuk mengkategorikan guncangan tanah setempat yang disebabkan oleh gempa bumi berdasarkan tingkat keparahannya. Skala intensitas seismik JMA berbeda dengan pengukuran magnitudo seperti skala magnitudo momen (Mw) dan Richter[1] yang menggambarkan berapa banyak energi yang dilepaskan oleh gempa bumi. Sama seperti skala Mercalli, skala JMA menghitung seberapa besar guncangan permukaan tanah yang terjadi di lokasi terdampak gempa. Intensitas dinyatakan sebagai nilai numerik yang disebut shindo (震度 , "intensitas seismik"). Semakin tinggi nilainya, semakin kuat pula getarannya. Nilai didapat dari percepatan tanah puncak dan lamanya guncangan, yang dengan sendirinya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jarak dan kedalaman hiposenter, kondisi tanah setempat, sifat geologis tanah, serta tingkat keseringan gempa.
Data yang diperlukan untuk menghitung intensitas diperoleh melalui jaringan 627 stasiun pengukuran menggunakan akselerometer gerak tanah kuat "Model 95".[2][3] Badan Meteorologi Jepang menyediakan laporan waktu-nyata kepada masyarakat melalui media dan internet[4] berupa waktu terjadinya gempa, letak episentrum gempa, magnitudo gempa, dan kedalaman gempa diikuti dengan pembacaan intensitas di lokasi yang terdampak.