Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara
Lambang TNI Angkatan Udara
Dibentuk9 April 1946 (1946-04-09)
(78 tahun, 2 bulan)
Negara Indonesia
Cabang Angkatan Udara
PeranPertempuran Udara
Jumlah personel
  • 30,100 personel aktif[1]
  • 224 pesawat terbang[2]
Bagian dari Tentara Nasional Indonesia
Markas BesarCilangkap, Cipayung, Jakarta Timur
MotoSwa Bhuwana Paksa
(Bahasa Sanskerta: "Sayap Tanah Airku")
Warna
HimneMars Swa Bhuwana Paksa
Ulang tahun
Pertempuran
Situs webtni-au.mil.id
Tokoh
Panglima Tertinggi Presiden Joko Widodo
Kepala Staf Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono
Wakil Kepala Staf Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra
Inspektur Jenderal Marsekal Muda TNI Jemi Trisonjaya
Koordinator Staf Ahli Marsekal Muda TNI M. Fadjar Sumarijadji
Insignia
Bendera
Roundel
Fin Flash
Pesawat tempur
Pesawat serbuHawk Mk. 209, T-50i, EMB-314 Super Tucano
Pesawat tempurF-16 Block 15/52ID, Su-30MK2, Su-27SKM,
HelikopterNAS 332, H225M, Bo 105
Helikopter latihEC120
Pesawat patroli737-2X9 Surveiller, CN-235MPA, CN-295MPA
Pesawat pengintaiCH-4B, AT-1, Orbiter 2B, Searcher 2
Pesawat latihKT-1B, T-50i, Hawk Mk. 109, G 120TP, 182T Skylane, 172S Skyhawk SP, T-41D
Pesawat pengangkutC-130B/H, L-100, C-130J-30, CN-235, C-295, NC-212
Pesawat pengisi bahan bakarKC-130B

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (juga disingkat dengan TNI Angkatan Udara atau TNI-AU) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di udara. Saat ini TNI-AU dipimpin oleh Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono sebagai KSAU.

Dengan medan teater dibagi menjadi tiga Komando Operasi Udara, Sebagian besar pangkalan udara berada di Pulau Jawa dan Kalimantan.[4] TNI-AU juga memiliki satuan khusus Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), dikenal juga dengan sebutan "Baret Jingga" didapat dari warna baret khusus yang dipakai.

TNI-AU saat ini memiliki 30.100 personel dan dilengkapi dengan 110 pesawat tempur. Diantaranya mencakup lima Su-27 dan sebelas Su-30 sebagai pesawat tempur utama melengkapi 33 unit F-16 Fighting Falcons, Hawk 200, KAI T-50 dan Embraer EMB314.[5] TNI-AU berencana untuk mengakusisi 50 unit KAI KF-21[6] sebagai pengganti armada Northrop F-5E/F Tiger II yang telah dipensiunkan.[7][8] Pada bulan Februari 2021, TNI-AU berencana untuk mengakusisi 36 unit Dassault Rafale dan 8 unit F-15EX, beserta C-130J Super Hercules dan pesawat nirawak MALE.[9][10] Pada bulan Februari 2022, akusisi 42 unit Rafale TNI-AU telah ditandatangani dan kemungkinan pembelian (FMA: Foreign Military Sales) untuk 36 unit F-15IDN (varian F-15EX Indonesia) telah disetujui dan dirilis oleh DSCA.[11][12]

  1. ^ International Institute for Strategic Studies (15 February 2023). The Military Balance 2023. London: Routledge. hlm. 254. ISBN 9781032508955. 
  2. ^ "Flightglobal – World Air Forces 2015" (PDF). Flightglobal.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 December 2014. Diakses tanggal 18 February 2018. 
  3. ^ "Hari Bakti TNI AU". Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. 26 May 2010. Diakses tanggal 12 March 2020. 
  4. ^ "Scramble Magazine: Indonesian Air Arms Overview". Scramble.nl. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 September 2011. Diakses tanggal 25 November 2011. 
  5. ^ Tempo English Edition magazine, 19–25 October 2011 hal.17
  6. ^ "Indonesia Invests in KFX Project". Business Korea (dalam bahasa Inggris). 2015-11-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2017. Diakses tanggal 2017-11-13. 
  7. ^ Jon, Grevatt. "Indonesia reportedly negotiating price of Russian Su-35 fighters". IHS Janes 360. IHS Jane's Defence Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 February 2017. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  8. ^ "Value of Indonesian Su-35 buy pegged at $1.14 billion". 23 August 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2017. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AA Rafale F-15
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :4
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :12
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne