Imperium Britania

Imperium Britania

British Empire
Bendera Imperium Britania Pertama pada tahun 1707–1800 (kiri), dan bendera Imperium Britania Kedua sejak 1801 (kanan).
Peta anakronis yang menunjukkan wilayah yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania. Wilayah Seberang Laut Britania ditandai dengan tulisan merah.
Peta anakronis yang menunjukkan wilayah yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania. Wilayah Seberang Laut Britania ditandai dengan tulisan merah.
Ibu kotaLondon
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Imperium Britania (Inggris: British Empire) adalah suatu imperium kekuasaan yang terdiri dari wilayah-wilayah koloni, protektorat, mandat, dominion dan wilayah lain yang pernah diperintah atau dikuasai oleh Britania Raya. Imperium Britania dimulai pada akhir abad ke-16 sejalan dengan berkembangnya kekuatan Angkatan Laut Britania Raya dan merupakan imperium yang paling luas dalam sejarah dunia serta pada suatu periode tertentu pernah menjadi kekuatan utama di dunia.[1] Pada tahun 1922, Imperium Britania mencakup populasi sekitar 458 juta orang, kurang lebih seperlima populasi dunia pada waktu itu,[2] yang membentang seluas lebih dari 33.700.000 km2 (13.012.000 sq mi), atau sekitar seperempat luas total bumi.[3][4]

Akibatnya, pengaruh Britania Raya, terutama Inggris, melekat kuat di seantero dunia: dalam praktik ekonomi, hukum dan sistem pemerintahan, masyarakat, olahraga (seperti kriket dan sepak bola), serta penggunaan bahasa Inggris. Imperium Britania pada suatu masa pernah dijuluki sebagai "kerajaan tempat Matahari tak pernah tenggelam" karena wilayahnya membentang sepanjang bola dunia dan dengan demikian Matahari selalu bersinar, paling tidak di salah satu dari begitu banyak koloninya.

Selama Zaman Penjelajahan pada abad ke-15 dan 16, Portugal dan Spanyol memelopori penjelajahan maritim Eropa ke berbagai belahan dunia sekaligus mendirikan wilayah koloni. Iri melihat keberhasilan dan kejayaan yang mereka peroleh, Inggris, Prancis dan Belanda mulai membentuk koloni dan jaringan perdagangan mereka sendiri di Amerika dan Asia.[5] Serangkaian kemenangan dalam peperangan pada abad ke-17 dan 18 dengan Prancis dan Belanda membuat Inggris (kemudian bernama Britania Raya setelah bersatu dengan Skotlandia pada tahun 1707) memperoleh wilayah-wilayah koloni yang dominan di India dan Amerika Utara. Lepasnya Tiga Belas Koloni Britania di Amerika Utara pada tahun 1787 setelah perang kemerdekaan membuat Britania kehilangan wilayah koloninya yang paling tua dan paling padat penduduknya.

Lepasnya Amerika Utara membuat perhatian Britania beralih ke wilayah-wilayah koloni di Afrika, Asia dan Pasifik. Setelah kekalahan Napoleon Prancis pada tahun 1815, Britania berkesempatan untuk memperluas imperiumnya ke seantero dunia dan menjadi negara imperialis paling berjaya dan tak tertandingi pada waktu itu. Beberapa wilayah koloninya dijadikan sebagai koloni imigran kulit putih dan beberapa di antaranya dijadikan sebagai wilayah dominion.

Kebangkitan Jerman dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 turut menyebabkan pudarnya kejayaan Britania. Ketegangan militer dan ekonomi antara Britania Raya dan Jerman adalah penyebab utama Perang Dunia I, ketika Britania sangat bergantung pada imperiumnya.

Perang tersebut telah menyebabkan hancurnya sistem keuangan Britania dan walaupun Britania masih merupakan negara dengan wilayah jajahan terluas setelah Perang Dunia I, Britania tidak lagi menjadi pemimpin perekonomian dan militer di dunia. Perang Dunia II menyebabkan sebagian besar koloni Britania di Asia Tenggara diduduki oleh Jepang. Meskipun pada akhirnya Britania dan Sekutu berhasil memenangkan Perang Dunia II, perang ini turut berdampak pada semakin sempitnya wilayah imperium Britania. Dua tahun setelah perang berakhir, India—koloni Britania yang paling berharga—memperoleh kemerdekaannya.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai akibat dari gerakan dekolonisasi negara-negara terjajah, Britania memberi kemerdekaan pada sebagian besar koloninya. Proses dekolonisasi ini berakhir dengan diserahkannya Hong Kong ke tangan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1997. Empat belas koloni Britania yang masih tersisa (disebut dengan Wilayah Seberang Laut Britania) tetap berada di bawah kedaulatan Britania Raya. Setelah kemerdekaan, banyak bekas koloni Britania yang bergabung dengan Negara-Negara Persemakmuran, yaitu suatu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang didirikan atau pernah dijajah oleh Britania Raya.

Enam belas anggota Persemakmuran mengakui Raja Charles III sebagai Ketua Persemakmuran sekaligus kepala negara.

  1. ^ Ferguson, Niall (2004). Empire, The rise and demise of the British world order and the lessons for global power. Basic Books. ISBN 0-465-02328-2. 
  2. ^ Maddison 2001, hal. 98, 242.
  3. ^ Ferguson 2004, hal. 15.
  4. ^ Elkins2005, hal. 5.
  5. ^ Ferguson 2004, hal. 2.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne