Kekristenan Reformed,[1] juga disebut Calvinisme,[a] adalah cabang utama Protestanisme yang dimulai pada Reformasi Protestan abad ke-16. Di masa modern, cabang ini sebagian besar diwakili oleh tradisi Reformed Kontinental, Presbiterian, dan Kongregasional, juga bagian dari tradisi Anglikan (dikenal sebagai "Episkopal" di beberapa daerah) dan Baptis.
Teologi Reformed menekankan otoritas Alkitab dan kedaulatan Allah, juga teologi kovenan, sebuah kerangka kerja untuk mengerti Alkitab berdasarkan perjanjian-perjanjian (atau kovenan) Allah dengan umat. Gereja-gereja Reformed menekankan kesederhanaan ibadah. Beberapa bentuk pemerintahan gereja digunakan oleh gereja-gereja Reformed, termasuk presbiterian, kongregasional, dan beberapa episkopal. Seperti yang dijelaskan oleh Yohanes Calvin, iman Reformed meyakini kehadiran spiritual (pneumatis) Kristus dalam Perjamuan Kudus.
Muncul pada abad ke-16, tradisi Reformed berkembang selama beberapa generasi, khususnya di Swiss, Skotlandia dan Belanda. Pada abad ke-17, Jacobus Arminius dan kaum Remonstran dikeluarkan dari Gereja Reformed Belanda akibat perdebatan mengenai predestinasi dan keselamatan, dan sejak saat itu Arminianisme umumnya dianggap sebagai tradisi yang berbeda dari tradisi Reformed. Perdebatan ini menghasilkan Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht, dasar dari "doktrin-doktrin anugerah" yang juga dikenal sebagai "lima pokok" Calvinisme.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan