Kesultanan Gowa

Gowa-Tallo

ᨀᨀᨑᨕᨙᨂ ᨆᨀᨔᨑ
ca 1300–1957
Bendera Kesultanan Gowa
Bendera
Kesultanan Gowa pada puncak kejayaannya, ca 1658.
Kesultanan Gowa pada puncak kejayaannya, ca 1658.
Ibu kotaTamalate
(1320–1548)
Somba Opu
(1548–1670)
Kalegowa
(1670–1680)
Ujung Tanah
(1680–1684)
Mangallekana
(1684–1692)
Kalegowa
(1692–1702)
Balla Kiria
(1702–1720)
Katangka
(1720–1722)
Pabineang
(1722–1727)
Mallengkeri
(1727–1753)
Kalegowa
(1753–1895)
Jongaya
(1895–1906)
Sungguminasa
(1936–sekarang)
Bahasa resmiMakassar
Agama
Islam Sunni (pada 1607)
PemerintahanMonarki absolut
Sultan 
• ±1320
Tumanurung Bainea (somba pertama)
• 1593–1693
Alauddin I dari Gowa (sultan pertama)
• 1653–1669
Hasanuddin dari Gowa
• 1956–1978
Abdul Kadir II dari Gowa (berdaulat terakhir)
• 2024–sekarang
Muhammad IV dari Gowa
Digantikan oleh
Hindia Belanda
Republik Indonesia
Sekarang bagian dari Indonesia
 Filipina
 Malaysia
 Timor-Leste
 Australia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "date_event10" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "country" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Kesultanan Gowa (bahasa Makassar: ᨀᨙᨔᨘᨒᨘᨈᨊ ᨁᨚᨓ), terkadang disebut sebagai Gowa-Tallo atau Kesultanan Makassar adalah sebuah kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi Selatan, tepatnya di pesisir barat daya Pulau Sulawesi yang didiami oleh suku Makassar.

Berawal dari chiefdom yang didirikan pada awal abad ke-14 (1320). Kerajaan Gowa mencapai puncak kejayaannya bersama Kerajaan Tallo sekitar tahun 1511 hingga 1669, ketika kerajaan ini memegang hegemoni militer dan perdagangan atas wilayah timur Nusantara, termasuk di antaranya sebagian besar Sulawesi, beberapa bagian dari Maluku dan Nusa Tenggara, pesisir timur Kalimantan hingga Wilayah Utara. Dalam prosesnya menjadi kekaisaran maritim, Kerajaan Gowa mengembangkan berbagai inovasi dalam bidang pemerintahan, ekonomi dan militer. Perubahan sosial budaya yang drastis juga terjadi seiring mengeratnya hubungan antara Kerajaan Gowa dan dunia luar, terutama setelah Kerajaan Gowa mengadopsi Islam sebagai agama resmi pada awal 1607.

Kekalahan Kerajaan Gowa dalam Perang Makassar yang terjadi pada tahun 1669 mengakibatkan lepasnya wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa di luar Sulawesi Selatan, sementara sebagian kecil wilayahnya diberikan kepada VOC. Meski begitu, Kerajaan Gowa tetap bertahan sebagai negeri merdeka hingga awal abad ke-20, ketika pemerintah kolonial Belanda mengalahkan Gowa dalam Ekspedisi Sulawesi Selatan dan menjadikannya daerah koloni mereka.

  1. ^ Akbar, Adil (2019). Jaringan Pelayaran dan Perdagangan Beras di Sulawesi Selatan pada Tahun 1946-1950 (Tesis). hlm. 47. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne