Partai Golongan Karya | |
---|---|
Singkatan | Golkar |
Ketua umum | Bahlil Lahadalia |
Sekretaris Jenderal | Muhammad Sarmuji |
Ketua Fraksi di DPR | Muhammad Sarmuji |
Dibentuk | 20 Oktober 1964 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Surat kabar | Suara Karya (1971–2016) |
Sayap pemuda |
|
Sayap wanita | KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) |
Sayap buruh | |
Keanggotaan | 834.218 (2023)[1] |
Ideologi | Pancasila[2][3] Konservatisme bangsa[4] Developmentalisme[5] Liberalisme ekonomi[6] Nasionalisme Indonesia[6][7] Sekularisme[6][7] Masa Orde Baru: Tenda besar[8] Otoritarianisme sayap-kanan Anti-komunisme Nasionalisme Indonesia Faksi: Ultranasionalisme[9] |
Posisi politik | Kanan-tengah[10] Masa Orde Baru: Kanan-jauh[11] |
Kursi di DPR | 102 / 580 |
Kursi di DPRD I | 365 / 2.372 |
Kursi di DPRD II | 2.521 / 17.510 |
Situs web | |
partaigolkar | |
Partai Golongan Karya (Golkar) atau secara umum disingkat dengan Partai Golkar adalah sebuah partai politik di Indonesia. Didirikan sebagai Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada 1971 sebagai Golkar (Golongan Karya). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan.
Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan B.J. Habibie. Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika Presiden Joko Widodo dari PDI-P terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal Presiden Prabowo Subianto, yang pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden ke-7 Joko Widodo pada tahun 2016.[12]
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.[13] Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham sentrisme yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat moderat.