![]() | artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.[1] Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik.[1] Yudi Latif menyebutkan pendidikan karakter sebagai ilmu amal (terapan) yang hanya diberikan untuk diamalkan. Menurutnya, guru harus mendidik (membudayakan) karakter melalui keteladanan dan peserta didik mempelajarinya dengan secara langsung mempraktikkan perilaku terpuji. [2] Konsep karakter dapat mengekspresikan berbagai atribut, termasuk kehadiran atau kurangnya kebajikan seperti empati, keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku atau kebiasaan yang baik; atribut ini juga merupakan bagian dari soft skill seseorang. Karakter moral terutama mengacu pada kumpulan kualitas yang membedakan satu individu dari yang lain – meskipun pada tingkat budaya, kelompok perilaku moral yang dianut oleh kelompok sosial dapat dikatakan menyatukan dan mendefinisikannya secara budaya sebagai berbeda dari yang lain. Psikolog Lawrence Pervin mendefinisikan karakter moral sebagai "disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola fungsi yang konsisten di berbagai situasi"[3] Sama seperti, filsuf Marie I. George menyebut karakter moral sebagai "jumlah dari kebiasaan dan watak moral seseorang" Aristoteles telah mengatakan, "kita harus mengambil sebagai tanda keadaan karakter kesenangan atau rasa sakit yang terjadi pada tindakan."[4]