Silikon

14Si
Silikon
Sepotong silikon yang telah dimurnikan
Garis spektrum silikon
Sifat umum
Pengucapan/silikon/[1]
Alotroplihat alotrop silikon
Penampilankristalin, reflektif dengan muka berwarna kebiruan
Silikon dalam tabel periodik
Perbesar gambar

14Si
Hidrogen Helium
Litium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluorin Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosforus Belerang Klorin Argon
Kalium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Kromium Mangan Besi Kobalt Nikel Tembaga Seng Galium Germanium Arsen Selenium Bromin Kripton
Rubidium Stronsium Itrium Zirkonium Niobium Molibdenum Teknesium Rutenium Rodium Paladium Perak Kadmium Indium Timah Antimon Telurium Iodin Xenon
Sesium Barium Lantanum Serium Praseodimium Neodimium Prometium Samarium Europium Gadolinium Terbium Disprosium Holmium Erbium Tulium Iterbium Lutesium Hafnium Tantalum Wolfram Renium Osmium Iridium Platina Emas Raksa Talium Timbal Bismut Polonium Astatin Radon
Fransium Radium Aktinium Torium Protaktinium Uranium Neptunium Plutonium Amerisium Kurium Berkelium Kalifornium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrensium Ruterfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hasium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Kopernisium Nihonium Flerovium Moskovium Livermorium Tenesin Oganeson
C

Si

Ge
aluminiumsilikonfosforus
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)14
Golongangolongan 14 (golongan karbon)
Periodeperiode 3
Blokblok-p
Kategori unsur  metaloid
Berat atom standar (Ar)
  • [28,08428,086]
  • 28,085±0,001 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Ne] 3s2 3p2
Elektron per kelopak2, 8, 4
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)padat
Titik lebur1687 K ​(1414 °C, ​2577 °F)
Titik didih3538 K ​(3265 °C, ​5909 °F)
Kepadatan mendekati s.k.2,3290 g/cm3
saat cair, pada t.l.2,57 g/cm3
Kalor peleburan50,21 kJ/mol
Kalor penguapan383 kJ/mol
Kapasitas kalor molar19,789 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 1908 2102 2339 2636 3021 3537
Sifat atom
Bilangan oksidasi−4, −3, −2, −1, 0,[2] +1,[3] +2, +3, +4 (oksida amfoter)
ElektronegativitasSkala Pauling: 1,90
Energi ionisasike-1: 786,5 kJ/mol
ke-2: 1577,1 kJ/mol
ke-3: 3231,6 kJ/mol
(artikel)
Jari-jari atomempiris: 111 pm
Jari-jari kovalen111 pm
Jari-jari van der Waals222 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalkubus-rombus acuan muka
Struktur kristal Diamond cubic untuk silikon
Kecepatan suara batang ringan8433 m/s (suhu 20 °C)
Ekspansi kalor2,6 µm/(m·K) (suhu 25 °C)
Konduktivitas termal149 W/(m·K)
Resistivitas listrik2,3×103 Ω·m (suhu 20 °C)[4]
Celah pita1,12 eV (suhu 300 K)
Arah magnetDiamagnetik[5]
Suseptibilitas magnetik molar−3,9×10−6 cm3/mol (298 K)[6]
Modulus Young130–188 GPa[7]
Modulus Shear51–80 GPa[7]
Modulus curah97,6 GPa[7]
Rasio Poisson0,064–0,28[7]
Skala Mohs6,5
Nomor CAS7440-21-3
Sejarah
Penamaandari Latin silex atau silicis, 'batu api'
PrediksiA. Lavoisier (1787)
PenemuanJ. Berzelius[8][9] (1823)
Isolasi pertamaJ. Berzelius (1824)
Asal namaT. Thomson (1817)
Isotop silikon yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
28Si 92,2% stabil
29Si 4,7% stabil
30Si 3,1% stabil
31Si renik 2,62 jam β 31P
32Si renik 153 thn β 32P
| referensi | di Wikidata
Untuk sejenis polimer, lihat silikone.

Silikon (bahasa Latin: silicium; bahasa Inggris: silicon), yang juga disebut zat pasir, adalah unsur kimia dengan lambang Si dan nomor atom 14. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon merupakan unsur metaloid tetravalen, bersifat lebih tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di atasnya pada tabel periodik, tetapi lebih reaktif daripada germanium, metaloid yang berada persis di bawahnya pada tabel periodik. Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak penemuannya: silikon pertama kali dibuat dalam bentuk murninya pada tahun 1824 dengan nama silisium (dari kata bahasa Latin: silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam. Meski begitu, pada tahun 1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat fisiknya lebih mirip dengan karbon dan boron.

Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tetapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.[10]

Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

Silikon dalam bentuk mineral dikenal pula sebagai zat kersik.

Sebagian besar silikon digunakan secara komersial tanpa dipisahkan, terkadang dengan sedikit pemrosesan dari senyawanya di alam. Contohnya adalah pemakaian langsung batuan, pasir silika, dan tanah liat dalam pembangunan gedung. Silika juga terdapat pada keramik. Banyak senyawa silikon modern seperti silikon karbida yang dipakai dalam pembuatan keramik berdaya tahan tinggi. Silikon juga dipakai sebagai monomer dalam pembuatan polimer sintetik silikone.

Unsur silikon juga berperan besar terhadap ekonomi modern. Meski banyak silikon digunakan pada proses penyulingan baja, pengecoran aluminium, dan beberapa proses industri kimia lainnya, sebagian silikon juga digunakan sebagai bahan semikonduktor pada elektronik-elektronik. Karena penggunaannya yang besar pada sirkuit terintegrasi, dasar dari komputer, maka kelangsungan teknologi modern bergantung pada silikon.

Silikon juga merupakan elemen esensial pada biologi, meskipun hanya dibutuhkan hewan dalam jumlah amat kecil.[11] Beberapa jenis makhluk hidup yang membutuhkannya antara lain jenis porifera dan mikroorganisme jenis diatom. Silikon digunakan untuk membuat struktur tubuh mereka.

  1. ^ (Indonesia) "Silikon". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022.
  2. ^ "New Type of Zero-Valent Tin Compound". Chemistry Europe. 27 Agustus 2016.
  3. ^ Ram, R. S.; et al. (1998). "Fourier Transform Emission Spectroscopy of the A2D–X2P Transition of SiH and SiD" (PDF). J. Mol. Spectr. 190 (2): 341–352. doi:10.1006/jmsp.1998.7582. PMID 9668026.
  4. ^ Eranna, Golla (2014). Crystal Growth and Evaluation of Silicon for VLSI and ULSI. CRC Press. hlm. 7. ISBN 978-1-4822-3281-3.
  5. ^ Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds, in Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (Edisi 86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 0-8493-0486-5.
  6. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4.
  7. ^ a b c d Hopcroft, Matthew A.; Nix, William D.; Kenny, Thomas W. (2010). "What is the Young's Modulus of Silicon?". Journal of Microelectromechanical Systems. 19 (2): 229. doi:10.1109/JMEMS.2009.2039697.
  8. ^ Weeks, Mary Elvira (1932). "The discovery of the elements: XII. Other elements isolated with the aid of potassium and sodium: beryllium, boron, silicon, and aluminum". Journal of Chemical Education: 1386–1412.
  9. ^ Voronkov, M. G. (2007). "Silicon era". Russian Journal of Applied Chemistry. 80 (12): 2190. doi:10.1134/S1070427207120397.
  10. ^ Nave, R. Abundances of the Elements in the Earth's Crust, Georgia State University
  11. ^ Nielsen, Forrest H. (1984). "Ultratrace Elements in Nutrition". Annual Review of Nutrition. 4: 21–41. doi:10.1146/annurev.nu.04.070184.000321. PMID 6087860. ;

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne