Evidensialitas

Dalam ilmu bahasa, evidensialitas merupakan indikasi sifat suatu bukti di dalam suatu pernyataan; dalam kata lain, evidentialitas menunjukkan apakah terdapat bukti untuk suatu pernyataan, dan jika ada bukti macam apa. Sementara itu, evidensial (juga disebut verifikasional atau validasional) merupakan unsur tata bahasa khusus (afiks, klitik, atau partikel) yang menunjukkan evidensialitas.

Semua bahasa memiliki cara tertentu untuk menunjukkan sumber suatu informasi. Bahasa-bahasa Eropa (seperti bahasa-bahasa jermanik dan Roman) sering kali menunjukkan jenis bukti lewat kata kerja modal (bahasa Spanyol: deber de, Belanda: zouden, bahasa Denmark: skulle, Jerman: sollen), penggunaan kata lain (kata sifat) (bahasa Inggris: reportedly), atau frase (bahasa Inggris: it seems to me). Dalam bahasa Indonesia, evidensialitas ditunjukkan dengan kata "sebaiknya", "dilaporkan", "terbukti", atau "tampaknya".

Beberapa bahasa memiliki kategori gramatikal khusus untuk evidensialitas yang harus selalu digunakan. Dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa dan bahasa Indonesia, sumber informasi tidak harus diberikan. Alexandra Aikhenvald (2004) melaporkan bahwa sekitar seperempat bahasa-bahasa di dunia memiliki sejenis evidensialitas gramatikal.

Evidensialitas gramatikal dapat ditunjukkan dengan berbagai cara (tergantung bahasanya), seperti dengan menambahkan afiks, klitik, atau partikel. Contohnya, bahasa Pomo Timur memiliki empat sufiks evidensial yang ditambahkan pada kata kerja, yaitu -ink’e (indera bukan penglihatan), -ine (kesimpulan atau tebakan dari informasi yang ada), -·le (kabar burung), dan -ya (mengetahui secara langsung).

Evidensial pada bahasa Pomo Timur (McLendon 2003)
Jenis evidensial Contoh kata kerja Arti
Indera bukan penglihatan pʰa·békʰ-ink’e "terbakar"
[yang berbicara merasakannya langsung]
Kesimpulan atau tebakan dari informasi yang ada pʰa·bék-ine "seharusnya telah terbakar"
[yang berbicara melihat bukti-bukti tidak langsung]
Kabar burung pʰa·békʰ-·le "terbakar, katanya"
[yang berbicara melaporkan apa yang didengar]
Mengetahui secara langsung pʰa·bék-a "terbakar"
[yang berbicara memiliki bukti langsung, kemungkinan melihat sendiri]

Contoh lain adalah dalam bahasa Quechua. Di dalam bahasa ini, akhiran "-mi" menunjukkan "bukti langsung", "-chá" menunjukkan "kesimpulan atau tebakan sendiri", dan "-shi" menunjukkan "kabar burung". Maka dari itu, jika seseorang ingin mengatakan "sedang hujan", bukti yang memperkuat pernyataan ini harus ditunjukkan dengan akhiran di belakang kata kerja:

  • "Paramushanmi" berarti "sedang hujan (saya tahu karena saya melihatnya langsung)"
  • "Paramushanchá" berarti "sedang hujan (saya menebak/menyimpulkan bahwa sedang hujan")
  • "Paramushansi" berarti "sedang hujan (orang-orang bilang sedang hujan)"

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne