Dinasti Ayyubiyah

Kesultanan Ayyubiyah Mesir

الأيوبيون
ئەیووبی
Eyûbî
1171–1260/13411
Bendera Ayyubiyah
Bendera Dinasti Ayyubiyah Salahuddin
Wilayah Kesultanan Ayyubiyah Mesir setelah kematian Salahuddin pada tahun 1193
Wilayah Kesultanan Ayyubiyah Mesir setelah kematian Salahuddin pada tahun 1193
StatusNegara berdaulat
(1171–1260)
Ibu kota
Bahasa yang umum digunakan
Agama
[2]
PemerintahanMonarki Kesultanan
Sultan 
• 1174–1193
Salahuddin Ayyubi (pertama)
• 1193–1198
Al-Aziz
• 1198–1200
Al-Mansur
• 1200–1218
Al-Adil I
• 1218–1238
Al-Kamil
• 1238–1240
Al-Adil II
• 1240–1249
As-Salih Ayyub
• 1250–1254
Al-Asyraf
Sejarah 
• Didirikan
1171
• Dibubarkan
1260/13411
Luas
Perkiraan tahun 1190[3]2.000.000 km2 (770.000 sq mi)
Populasi
• Abad ke-12
7.200.000 (perkiraan)2
Mata uangDinar
Didahului oleh
Digantikan oleh
Fatimiyah
dnsDinasti
Zankiyah
krjKerajaan
Yerusalem
kslKesultanan
Mamluk (Kairo)
Sekarang bagian dari Mesir
 Irak
 Israel
 Yordania
 Lebanon
 Libya
 Palestina
 Arab Saudi
 Sudan
 Suriah
 Tunisia
 Turki
 Yaman
1 Salah satu cabang dinasti Ayyubiyah memerintah Hasankeyf sampai awal abad ke-16.
2 Jumlah penduduk wilayah Ayyubiyah tidak diketahui. Angka ini hanya mencakup penduduk Mesir, Suriah, Irak utara, Palestina, dan Yordania. Wilayah Ayyubiyah lainnya, termasuk Yaman, Hijaz, Nubia, dan Libya timur, tidak termasuk dalam hitungan.
3 Bahasa Kurdi adalah bahasa ibu Dinasti Ayyubiyah, tetapi dari akhir abad ke-12 dan seterusnya, para penguasa Ayyubiyah menuturkan bahasa Arab secara fasih dan sudah meninggalkan bahasa Kurdi.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dinasti Ayyubiyah atau Bani Ayyubiyah (bahasa Arab: الأيوبيون al-Ayyūbīyūn; bahasa Kurdi: خانەدانی ئەیووبیان Xanedana Eyûbiyan) adalah sebuah dinasti Muslim Sunni beretnis Kurdi[4][5][6] yang didirikan oleh Salahuddin Ayyubi dan berpusat di Mesir. Dinasti tersebut memerintah sebagian besar wilayah Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13. Salahuddin mulai menjabat sebagai wazir di Mesir, pusat kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah yang berhaluan Syiah pada tahun 1169. Ia kemudian melengserkan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1171. Tiga tahun kemudian, setelah kematian atasannya dari Dinasti Zankiyah, Nuruddin Zanki, Salahuddin dinyatakan sebagai sultan.[7] Dalam kurun waktu satu dasawarsa kemudian, Ayyubiyah mengobarkan perang penaklukan di wilayah Timur Tengah. Pada tahun 1183, mereka telah menguasai Mesir, Syam, Mesopotamia utara, Hijaz, Yaman, dan pesisir Afrika Utara hingga mencapai perbatasan Tunisia modern. Sebagian besar wilayah Tentara Salib, termasuk Kerajaan Yerusalem jatuh ke tangan Salahuddin setelah ia berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang dalam Pertempuran Hittin pada tahun 1187. Namun, Tentara Salib berhasil merebut kembali wilayah pesisir Palestina pada dasawarsa 1190-an.

Setelah Salahuddin menjemput ajalnya pada tahun 1193, putra-putranya saling memperebutkan kekuasaan. Pada akhirnya adik Salahuddin yang bernama al-Adil berhasil menjadi sultan pada tahun 1200. Semua sultan Ayyubiyah di Mesir pada masa selanjutnya adalah keturunannya. Pada dasawarsa 1230-an, amir-amir (para penguasa kecil) di Syam mencoba memisahkan diri dari Mesir, dan Kesultanan Ayyubiyah pun terpecah hingga Sultan as-Salih Ayyub berhasil menyatukannya kembali dengan menaklukkan sebagian besar wilayah Syam (kecuali Aleppo) pada tahun 1247. Pada masa yang sama, dinasti-dinasti Muslim setempat telah mengusir Ayyubiyah dari Yaman, Hijaz, dan sebagian wilayah Mesopotamia. Setelah as-Salih Ayyub tutup usia pada tahun 1249, al-Mu'azzam Turansyah menggantikannya di Mesir. Namun, al-Mu'azzam Turansyah dilengserkan tidak lama kemudian oleh para panglima Mamluk yang sebelumnya berhasil menghalau serangan Tentara Salib ke Delta Nil. Maka kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir pun berakhir. Upaya para amir Syam (yang dipimpin oleh an-Nasir Yusuf dari Aleppo) untuk merebut kembali Mesir juga tidak membuahkan hasil. Pada tahun 1260, bangsa Mongol menjarah Aleppo dan kemudian menaklukkan wilayah-wilayah Ayyubiyah yang tersisa. Kesultanan Mamluk berhasil mengusir bangsa Mongol dan membiarkan seorang penguasa Ayyubiyah berkuasa di Hamat sampai penguasa terakhir wilayah tersebut dilengserkan oleh Mamluk pada tahun 1341.

Walaupun tidak bertahan lama, Dinasti Ayyubiyah telah memajukan ekonomi wilayah yang mereka kuasai. Mereka juga mendukung para cendekiawan dan mendirikan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang diperlukan oleh mereka, sehingga mereka berhasil membangkitkan kembali kegiatan keilmuwan di dunia Islam. Selain itu, Dinasti Ayyubiyah berupaya memperkuat dominasi Sunni di wilayah mereka dengan mendirikan sejumlah madrasah di kota-kota besar.

  1. ^ Ahmed, Rumee (25 Oktober 2018). The Oxford Handbook of Islamic Law. Oxford University Press. hlm. 311. ISBN 9780191668265. 
  2. ^ Eliade, Mircea (1987). "Kalam". The Encyclopedia of Religion. 8: 238. ISBN 9780029097908. 
  3. ^ Turchin, Peter; Adams, Jonathan M.; Hall, Thomas D (December 2006). "East-West Orientation of Historical Empires" (PDF). Journal of world-systems research. 12 (2): 219–229. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-02-22. Diakses tanggal 9 January 2012. 
  4. ^ Humphreys 1987
  5. ^ Özoğlu 2004, hlm. 46
  6. ^ Bosworth 1996, hlm. 73
  7. ^ Eiselen 1907, hlm. 89

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne