Kampanye Guadalcanal

Kampanye Guadalkanal
Bagian dari Perang Pasifik Perang Dunia II

Foto Marinir Amerika Serikat sedang beristirahat selama Pertempuran Guadalkanal, November 1942, kemungkinan mereka berasal dari Divisi 2 Marinir.
Tanggal7 Agustus 1942–9 Februari 1943
LokasiGuadalkanal di Kepulauan Solomon
Hasil Kemenangan strategis Sekutu
Pihak terlibat
Pihak Sekutu yang terdiri dari:
 Amerika Serikat
 Australia
 Selandia Baru
Britania Raya Kepulauan Solomon Britania[1]
 Tonga[2]
Fiji Fiji[3]
 Jepang
Tokoh dan pemimpin
Amerika Serikat Angkatan Laut:
Robert L. Ghormley
William F. Halsey Jr.
Richmond K. Turner
Frank J. Fletcher
Amerika Serikat Marine:
Alexander A. Vandegrift
Merritt A. Edson
Amerika Serikat Angkatan Darat:
Alexander M. Patch
Amerika Serikat Penjaga Pantai:
Russell R. Waesche
Kekaisaran Jepang Angkatan Laut:
Isoroku Yamamoto
Hiroaki Abe
Nobutake Kondō
Nishizo Tsukahara
Takeo Kurita
Jinichi Kusaka
Shoji Nishimura
Gunichi Mikawa
Raizo Tanaka
Kekaisaran Jepang Angkatan Darat:
Hitoshi Imamura
Harukichi HyakutakeJepang Harukichi Hyakutake
Kekuatan
60.000 prajurit (pasukan darat)[4] 36.200 prajurit (pasukan darat)[5]
Korban
7.100 tewas
4 ditawan
29 kapal hancur
615 pesawat hancur[6]
31.000 tewas
1.000 ditawan
38 kapal hancur
683–880 pesawat hancur[7]

Kampanye Guadalkanal atau dikenal sebagai Pertempuran Guadalkanal (sandi Sekutu: Operasi Watchtower) adalah kampanye militer yang berlangsung dari 7 Agustus 1942 hingga 9 Februari 1943 di Pulau Guadalkanal dan sekitarnya, dan merupakan bagian dari medan Perang Pasifik Perang Dunia II. Pertempuran berlangsung sengit di darat, laut, dan udara, serta merupakan ofensif besar pertama yang dilancarkan Sekutu terhadap Kekaisaran Jepang.[8]

Pada tanggal 7 Agustus 1942, pasukan Sekutu yang didominasi oleh Amerika Serikat mendarat di Pulau Guadalkanal, Pulau Tulagi, dan Pulau Florida yang berada di selatan Kepulauan Solomon. Pendaratan ini bertujuan merebut pulau-pulau tersebut yang akan digunakan Jepang sebagai pangkalan untuk mengancam rute logistik antara Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu juga bermaksud menggunakan Guadalkanal dan Tulagi sebagai pangkalan Sekutu untuk mendukung kampanye militer yang bertujuan akhir merebut atau menetralisir pangkalan militer utama Jepang di Rabaul, Britania Baru. Kekuatan tentara Sekutu berada jauh di atas kekuatan Jepang yang menduduki Guadalkanal, Tulagi, dan Florida sejak Mei 1942. Sekutu berhasil merebut Tulagi dan Florida, serta sebuah lapangan terbang yang sedang dibangun Jepang di Guadalkanal (kemudian diberi nama Lapangan Udara Henderson).

Jepang yang terkejut oleh serangan Sekutu, berulang kali berusaha merebut kembali Lapangan Udara Henderson dari tangan Marinir Amerika Serikat antara bulan Agustus dan November 1942. Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat dikerahkan untuk ikut mempertahankan Lapangan Udara Henderson pada bulan Oktober. Tiga pertempuran darat, lima pertempuran laut, semuanya dalam skala besar, dan pertempuran udara yang berlangsung terus menerus dan terjadi hampir setiap hari, akhirnya berpuncak pada Pertempuran Laut Guadalkanal yang menentukan pada awal November 1942. Jepang berhasil dikalahkan dalam usaha terakhirnya mendaratkan cukup tentara untuk merebut kembali Lapangan Udara Henderson. Pada Desember 1942, Jepang membatalkan semua usahanya untuk mengambil alih Guadalkanal. Pulau Guadalkanal akhirnya diserahkan kepada Sekutu. Pasukan Jepang yang tersisa selesai dievakuasi pada 7 Februari 1943 di tengah serangan Korps XIV Angkatan Darat Amerika Serikat.

Kampanye Guadalkanal merupakan kemenangan persenjataan gabungan atas Jepang yang penting secara strategis di mandala Perang Pasifik. Jepang telah mencapai titik balik dalam ekspansi wilayah di Pasifik, dan Guadalkanal menandai transisi strategi Sekutu dalam Perang Pasifik, dari operasi-operasi defensif menjadi ofensif strategis, serta dimulainya operasi-operasi ofensif terhadap Jepang yang berakhir dengan kapitulasi Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II.

  1. ^ Zimmerman, p. 173–175 mencatat partisipasi penduduk asli Kepulauan Solomon dalam pertempuran [1] Diarsipkan 2017-09-17 di Wayback Machine.. Guadalkanal dan pulau-pulau lainnya di Kepulauan Solomon berada dalam kekuasaan politik Britania selama Perang Dunia II, kecuali Kepulauan Solomon Utara, termasuk Pulau Bougainville dan Pulau Buka yang berada di bawah mandat Papua Nugini jajahan Australia.
  2. ^ Vava'u Press Ltd, Matangi Tonga Online, 2006 [2] Diarsipkan 2020-04-07 di Wayback Machine. menyatakan bahwa 28 prajurit asal Tonga bertempur di Guadalkanal, 2 di antaranya tewas dalam pertempuran.
  3. ^ Jersey, p. 356–358. Dalam tahapan lanjut perang, pihak Amerika Serikat dibantu tentara komando asal Fiji di bawah pimpinan perwira dan bintara dari Pasukan Ekspedisi Selandia Baru..
  4. ^ Frank, p. 57, 619–621; and Rottman, p. 64. Kira-kira 20.000 Marinir Amerika Serikat dan 40.000 tentara Angkatan Darat Amerika Serikat dikerahkan di Guadalkanal selama pertempuran berlangsung.
  5. ^ Rottman, p. 65. 31.400 prajurit Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan 4.800 prajurit Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dikerahkan di Guadalkanal selama perang berlangsung. Jersey mengklaim Jepang mengirim total 50.000 prajurit darat dan laut ke Guadalkanal, dan sebagian besar dari garnisun angkatan laut yang berjumlah 1.000 hingga 2.000 prajurit berhasil dievakuasi pada bulan November dan Desember 1942 dengan kapal-kapal Tokyo Express (Jersey, p. 348–350).
  6. ^ Frank, p. 598–618; and Lundstrom, p. 456. Total 85 prajurit Australian tewas dalam Pertempuran Pulau Savo. Total penduduk Kepulauan Solomon yang tewas tidak diketahui. Sebagian besar yang tewas adalah orang Amerika. Total tewas termasuk personel yang tewas karena berbagai sebab, termasuk pertempuran, penyakit, dan kecelakaan. Kerugian Amerika Serikat termasuk 1.768 tewas (darat), 4.911 tewas (laut), dan 420 tewas (udara). Empat awak pesawat Amerika Serikat ditawan Jepang selama Pertempuran Kepulauan Santa Cruz namun selamat dalam tahanan. Personel militer Amerika Serikat dari angkatan darat, laut, dan udara ditangkap Jepang dalam jumlah yang tidak diketahui, dan tidak selamat dari penawanan. Tanggal dan cara kematian mereka tidak diketahui. (Jersey, p. 346, 449). Dokumen Jepang yang berhasil disita mengungkap dua anggota pandu Marinir yang tertangkap diikat di pohon, dan dijadikan korban viviseksi ketika masih hidup dan sadar oleh seorang dokter bedah angkatan darat sebagai demonstrasi medis (Clemens, p. 295). Kapal-kapal yang tenggelam termasuk kapal-kapal perang dan kapal-kapal "besar". Pesawat yang hancur termasuk pesawat yang ditembak jatuh atau hilang dalam operasi.
  7. ^ Frank, p. 598–618, Shaw, p. 52, and Rottman, p. 65. Total tewas termasuk personel yang tewas karena berbagai sebab, termasuk pertempuran, penyakit, dan kecelakaan. Kerugian Jepang termasuk 24.600–25.600 tewas (darat), 3.543 tewas (laut), dan 2.300 tewas (udara). Sekitar 9.000 prajurit tewas akibat sakit. Sebagian besar personel militer Jepang yang ditangkap adalah pekerja Korea anggota unit konstruksi Jepang. Kapal-kapal yang tergelam termasuk kapal-kapal perang dan kapal-kapal "besar". Pesawat yang hancur termasuk pesawat yang ditembak jatuh atau hilang dalam operasi.
  8. ^ Keegan, John (1989). The Second World War. Glenfield, Auckland 10, New Zealand: Hutchinson. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne