Ostarbeiter

Ostarbeiter (berarti "pekerja timur") adalah panggilan Jerman Nazi untuk pekerja budak asing yang dikumpulkan dari Eropa Timur dan Tengah untuk melaksanakan kerja paksa di Jerman pada Perang Dunia II. Deportasi rakyat sipil yang dilaksanakan sejak awal perang mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi pada saat Operasi Barbarossa pada tahun 1941. Kaum Ostarbeiter ini didapat dari distrik Jerman yang baru saja dibentuk, yaitu Reichskommissariat Ukraine, Pemerintahan Umum Distrikt Galizien, dan Reichskommissariat Ostland; terbentuk dari teritori Polandia jajahan Jerman, daerah Soviet jajahan Jerman sejak tahun 1939, serta daerah Uni Soviet. Menurut Pavel Polian, lebih dari 50% Ostarbeiter mulanya adalah penduduk Soviet yang berasal dari teritori Ukraina modern; mengikutinya, mendekati 30%,[1] adalah pekerja perempuan dari Polandia. Secara etnis, kaum Ostarbeiter ini terbagi menjadi orang etnis Ukraina, Polandia, Belarusia, Rusia, Tatar, dan lain-lain.[2] Jumlahnya diperkirakan berkisar antara 3 hingga 5,5 juta orang.[1]

Pada tahun 1944, kebanyakan pekerja baru ini amat muda, di bawah umur 16; anak-anak yang lebih dewasa pada umumnya diikutkan wajib militer di Jerman. 30% berumur 12-14 tahun ketika mereka diambil paksa dari rumah.[1][3] Batas umur diturunkan menjadi 10 tahun pada bulan November 1943.[1] Karena sekitar setengah populasi remaja Ostarbeiter adalah perempuan, kaum ini sering menjadi korban pemerkosaan dan terjadi puluhan ribu kasus kehamilan akibat pemerkosaan.[4]

Kaum Ostarbeiter lazimnya diberikan jatah makanan yang sangat sedikit dan dipaksa tinggal dalam kamp-kamp yang dijaga ketat. Banyak yang meninggal akibat kelaparan, kerja terlalu keras, pemboman (mereka sering tidak diperbolehkan mengungsi ke bunker), serta kekerasan dan eksekusi yang dilakukan oleh pimpinan Jerman mereka. Mereka pun tidak diberi gaji, namun tetap dibayar dalam bentuk mata uang khusus yang hanya dapat digunakan dalam kamp tempat mereka ditahan.

Setelah perang berakhir, lebih dari 2,5 juta Ostarbeiter yang dibebaskan direpatriasi ke Uni Soviet dan di sana mereka menderita kekerasan sosial dan deportasi ke Gulag untuk "edukasi ulang".[5] Otoritas Amerika kemudian melarang repatriasi Ostarbeiter pada bulan Oktober 1945. Beberapa dari mereka pindah ke AS dan negara blok nontimur lainnya. Pada tahun 2000, pemerintah Jerman dan ribuan perusahaan Jerman melakukan pembayaran sebesar lebih dari 5 triliun Euro kepada korban Ostarbeiter di rezim Jerman Nazi.

  1. ^ a b c d Павел Полян - Остарбайтеры. Журнальный зал в РЖ, 2016. Звезда 2005 / 6. (Rusia)
  2. ^ Alexander von Plato, Almut Leh, Christoph Thonfeld (2010). Hitler's Slaves: Life Stories of Forced Labourers in Nazi-Occupied Europe. Berghahn Books. hlm. 251–262. ISBN 1845459903. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama HNN
  4. ^ Cezary Gmyz, Wprost magazine (Number 17/18/2007), "Seksualne Niewolnice III Rzeszy" [Sex-slaves of the Third Reich] di www.wprost.pl Galat: URL arsip tidak dikenal (diarsipkan tanggal 20080513113925) pp. 1–3.
  5. ^ International Military Tribunal, Nazi Conspiracy and Aggression - Volume 1 Chapter X - The Slave Labor Program, The Illegal Use of Prisoners of War. Avalon Project, Documents in Law, History and Diplomacy.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne